BLANTERORIONv101

Syarat Proses Penganjian (Sizing Process) dan Bahan Kanji - Industri Tekstil

17 Juli 2019



Syarat Penganjian (Sizing Process) - Pada proses penganjian ini terdapat juga syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika proses penganjian. Pada syarat penganjian mempengaruhi juga hasil penganjian yang baik dan daya tenun menjadi lebih baik.

Di artikel ini kita hanya membahas syarat-syarat dalam penganjian, juga membahas bahan kanji, sifat bahan kanji, klasifikasi bahan kanji dan resep kanji.


Baca juga: Proses Penganjian (Sizing Process)


berikut adalah syarat-syarat penganjian.

Syarat-syarat Penganjian:

  1. Viskositas dari larutan harus tepat, jika viskositas terlalu encer, penetrasi kanji kedalam benang sempurna, tetapi tidak bisa melapisi permukaan benang dengan baik.
  2. Larutan kanji harus penetrasi ke dalam benang supaya serat merekat satu sama lain didalam benang dan bulu tidak keluar selama proses pertenunan.
  3. Bahan kanji harus mempunyai daya rekat yang cukup.
  4. Pengeringan benang setelah dikanji tidak boleh terlalu cepat dan juga tidak boleh terlalu lambat.
  5. Mulur benang pada proses penganjian turun karena adanya perekat. Mulur ini harus dipertahankan minimal 4%. Pada waktu penganjian kepada benang jangan diberikan regangan berlebihan. Tegangan pada waktu penganjian perlu diberikan untuk memisahkan benang satu sama lain tetapi hati-hati jangan sampai berlebihan, biasanya regangan yang diberikan tidak lebih dari 1%.
  6. Kelemahan benang perlu diperhatikan selama proses tenun benang mengalami tekukan-tekukan dan kalau benang kaku, benang akan patah atau putus, sebaiknya kalau benang terlalu lembut, pada waktu pembentukan mulut lusi bulu benang akan timbul dan benang akan putus. Kelembutan benang diperoleh karena pada perekat diberi oiling agent.
  7. Benang setelah dikanji harus mempunyai kelemasan yang baik, supaya dapat melewati peralatan seperti back rest, dropper, gun dan sisir dengan baik.
  8. Kanji yang terambil oleh benang (take up % harus tepat). Take up % of size yang kurang menyebabkan hasil penganjian tidak sempurna dan kalau take up % of size terlalu tinggi benang getas dan kanji mudah keluar lagi dari benang.
Bahan-bahan Kanji:

a. Sifat bahan kanji:
  • sifat adhesive
  • kestabilan viskositas
  • daya penetrasi
  • memiliki daya absorsi moisture yang cukup pada benang 
  • mudah dihilangkan kembali 
  • harga yang wajar
  • memberikan sifat lemas pada benang 
  • memberikan sifat liicin pada permukaan benang
  • membantu penetrasi larutan kanji ke dalam benang
  • memberikan daya tahan static electrycity pada benang.
b. Klasifikasi bahan kanji:

Bahan perekat.
merupakan bahan utama untuk penganjian.
Terdiri dari:
  • Bahan alami: tepung,jagung,gandum,sagu,tapioka,kentang,dll.
  • Bahan sintetis: polyvinil alkohol dan poly acrylic.
  • Bahan semi sintetis: carboxyl methyl.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan yaitu bahan yang digunakan sebagai campuran bahan-bahan kanji yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hasil penganjian. Dalam pembuatan larutan kanji, komposisi bahan tambahan umumnya relatif lebih sedikit di banding bahan kanji.
Bahan tambahan antara lain:
  1. Zat Perekat (Acrylic). Zat perekat berfungsi untuk meningkatkan daya rekat larutan kanji dan membentuk lapisan tahan gesek (lapisan film) pada benang. Yang termasuk bahan perekat antara lain: SA21, MA50, Shuntex E300, Solgum T1500, Size CA, Mutisize MG, dan Pulocryl.
  2. Zat Pelemas. Bahan ini berfungsi untuk menghasilkan lapisan kanji yang fleksibel dan elastis, mencegah lapisan kanji getas (mudah retak) dan meningkatkan daya tahan gesek sehingga benang tidak mudah putus saat ditenun. Bahan ini biasanya berasal dari minyak, lemak, dan lilin yang terdapat pada bahan-bahan tallow, minyak mineral, lilin, dan parafin. Bahan pelemas yang sering digunakan yaitu bahan jenis lilin (wax) karena kualitasnya yang relatif lebih baik dibanding zat pelemas yang lain. Yang termasuk zat pelemas jenis lilin antara lain Solvinol Wax, Dlinor 308, Sw 200, Digo wax dan sebagainya.
  3. Zat Hidroskop. Bahan ini berfungsi untuk menjaga kadar air dalam benang atau lapisan kanji. Kadar air dalam benang sangat penting bila kadar air sedikit atau terlalu kering, maka lapisan kanji akan mudah pecah. Zat hidroskop ini terdapat pada alcohol polididrat, misalnya etilena glycol, gliserol, propilena glikol, selain itu juga digunakan garam anorganik, seperti khlorida dan kalsium khlorida yang mudah larut dalam air. Penggunaannya  kurang lebih 1-5% dari berat kanji. Garam anorganik mudah terurai dan membentuk asam khlorida yang akan merusak serat selulosa pada temperatur tinggi karena itu dalam penggunaannya harus secukupnya.
  4. Zat Pembasah. Bahan ini berfungsi sebagai zat aktif penetrasi untuk mempermudah penyerapan larutan kanji ke dalam benang. Zat pembasah digunakan untuk mempercepat penetrasi larutan ke dalam benang atau serat yang mempunyai kandungan lemak relatif tinggi. Yang termasuk bahan pembasah antara lain: Teepel dan TRO.
  5. Zat Pemecah Kanji. Berfungsi untuk menurunkan viskositas larutan ke dalam benang. Penggunaannya zat pemecah kanji berakibat berkurangnya daya rekat kanji sehingga perlu diatur penggunaannya. Zat-zat ini terdapat pada enzima atau oksidator, misalnya Activins.
  6. Zat Anti Jamur (Anti Septic). Berfungsi untuk mencegah timbulnya jamur/bakteri pada lapisan kanji. Benang yang dikanji menggunakan kanji alam mudah dipengaruhi oleh jamur dan bakteri, terutama bisa disimpan pada tempat yang lembab dan dalam waktu yang relatif lama. Bahan tersebut antara lain berasal dari Seng Khlorida, Tembaga Sulfat, Natrium Siliko Fluorida, Fenol dan krosol, Penggunaannya kurang lebih 0,1-0,5 % dari serat kanji. Yang termasuk jenis bahan anti septic antara lain Resista Pso.
  7. Zat Anti Statik (anti static). Berfungsi untuk mengurangi timbulnya gaya elektro statik pada benang, sehingga bulu-bulu pada benang tidak berdiri. Yang termasuk jenis bahan anti statik antara lain: Eleval NA.
  8.  Zat Anti Busa. Berfungsi untuk mengurangi timbulnya busa selama proses penganjian. Timbulnya busa berlebihan dapat mengakibatkan ketidak rataan lapisan kanji pada benang dan dapat mengganggu proses penganjian.
  9. Air (Water). Berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan kanji dan meratakan lapisan kanji pada benang. Air yang digunakan sebaiknya mempunyai kesadahan yang stabil (tidak berubah). Kesadahan air dibutuhkan pada air yang mudah timbul busa akan mengganggu proses penganjian. Sedangkan kesadahan air kurang dari 8 PH pada air akan mudah timbul endapan maka perlu ditambahkan garam kalsuim khlorida, sedangkan untuk menghindari terjadinya busa pada air perlu ditambahkan karbonat dan pemanasan.
Untuk mencapai maksud  tersebut bahan lemak harus memenuhi beberapa sifat sebagai berikut:
  • harus memiliki stabilitas emulasi dan dispersi yang tinggi
  • menstabilkan viskositas larutan kanji
  • mengurangi buih yang terdapat pada larutan kanji
  • tidak mengganggu proses pasta pada tepung kanji
  • tidak merusak alat-alat pemasak kanji dan mesin kanji
  • harganya wajar.

Jenis-jenis Kanji: 

1. Kanji Alam

Kanji alam adalah kanji yang berasal dari bahan-bahan alam. Bahan kanji ini lebih cocok digunakan untuk menganji benang-benang yang berasal dari serat-serat alam, seperti: cotton, linen, jute, rami dan sebagainya.

Bahan-bahan kanji tersebut antara lain:
  1. Kanji Kentang (potato starch). Kanji kentang yaitu kanji yang berasal dari akar kentang. Bahan kanji ini memiliki viskositas yang cukup tinggi, dibandingkan kanji alam lain, sehingga dalam penganjian. Penetrasi larutan ke dalam serat lebih sedikit dan lebih banyak melapisi permukaan benang. Lapisan kanji yang dihasilkan cenderung kasar, yang termasuk kanji kentang antara lain: Quellax p24, Quellax 918, dan Quellax 130.
  2. Kanji Gandum (wheat starch). Yaitu kanji yang berasal dari biji gandum. Bahan kanji ini memiliki daya rekat yang cukup tinggi dan memberikan pegangan yang harus pada benang hasil penganjian, tetapi lapisan kanji yang diberikan mudah rekat.
  3. Kanji Beras (rice starch). Yaitu kanji yang berasal dari biji padi. Bahan kanji ini memiliki viskositas yang relative sedang sehingga dalam penganjian penetrasi larutan ke dalam serat lebih mudah. Kanji beras memiliki daya tahan yang baik terhadap jamur.
  4. Kanji Sagu (sago starch). Yaitu kanji yang berasal dari batang sagu. Kanji ini memiliki viskositas yang relatif rendah, sehingga dalam penetrasi larutan ke dalam serat lebih mudah. Lapisan yang dihasilkan relative tipis pada benang dan mudah retak.
  5. Kanji Tapioka (tapioca starch). Yaitu kanji yang berasal dari akar umbi-umbian. Kanji ini menghasilkan lapisan yang relatif tipis dan fleksibel sehingga dalam penggunaannya sering dicampur dengan kanji kentang untuk menghasilkan lapisan kanji yang kuat dan fleksibel. Yang termasuk kanji tapioka antara lain kollotex.
  6. Kanji Jagung (corn starch). Yaitu kanji yang berasal dari biji jagung. Kanji ini memiliki viskositas yang cukup stabil dibandingkan kanji kentang, sehingga dalam penganjian penetrasi larutan ke dalam serat lebih mudah. Lapisan kanji yang dihasilkan relative kasar dan mudah retak. Dalam penggunaannya sering digunakan dengan kanji kentang, untuk kanji ini digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat digunakan untuk menganji benang-benang yang berasal dari serat alam, buatan, maupun campuran.
Bahan-bahan kanji khususnya kanji alam akan membentuk zat agar-agar (gelatin) bila dicampur dengan air dan dipanaskan sampai suhu tertentu. Pada suhu pembentukan gelatin, butiran kanji akan berubah mengembang menjadi gelatin dan pada suhu yang sangat tinggi akan berbentuk gelatin yang kental (pasta kanji).

Suhu pembentukan gelatin untuk tiap-tiap jenis gelatin berbeda dan dapat dipakai untuk membedakan antara jenis kanji satu dengan yang lain.

2. Kanji Setengah Buatan (Semi Sintetis)

Kanji semi sintetis yaitu kanji yang berasal dari bahan-bahan alam dan dibuat melalui proses kimiawi (dicampur dengan bahan-bahan buatan). Kanji semi sintetis yang sering digunakan dalam penganjian yaitu kanji jenis cmc. Yang termasuk kanji cmc antara lain: Molvenin, Arbecel, Hlosil, Hv55, Protex ST, Shuntex E dan sebagainya.

3. Kanji Buatan (sintetis)

Kanji sintetis yaitu kanji yang berasal dari bahan-bahan buatan (bahan yang dibuat melalui proses kimiawi). Bahan kanji ini umumnya digunakan untuk menganji benang-benang yang berasal dari serat sintetis, seperti poliester, rayon, nylon dan sebagainya. Disamping itu kanji sintetis juga digunakan sebagai bahan tambahan untuk menganji benang-benang yang berasal dari serat alam maupun campuran.

Bahan-bahan kanji tersebut antara lain:
  • PVA (Poly Vinil Alcohol)
  • PASE (Poly Acrylic Ester)
  • MEIEAT (Stirena)
Kanji sintetis yang sering digunakan dalam penganjian yaitu jenis PVA. PVA merupakan jenis kanji yang relatif lebih baik dibanding bahan kanji lainnya. Kanji ini dapat menghasilkan lapisan kanji yang panjang, kuat, elastis, dan tidak mudah retak. Karenanya bahan ini selalu digunakan untuk menganji semua jenis benang baik berasal dari serat alam, buatan, maupun campuran. Jenis kanji PVA antara lain: PVA G13, Denka Poral, Ghosenol, Innex dan sebagainya.

Sifat-sifat PVA antara lain:
  • Mudah larut pada temperatur tinggi
  • daya adhesi tinggi
  • lapisan bersifat plastis (elastis) anti statis
  • kekuatan lapisan film tinggi
  • sukar larut caustic soda
  • tidak terpengaruh oleh kelembapan udara.
Size Pick Up (SPU) 

Bicara masalah penganjian tidak lepas dengan hal yang penting yaitu SPU. SPU merupakan kandungan obat kanji pada benang. Salah satu cara untuk mengetahui SPU dilakukan dengan sistem enzimatik yaitu penghilangan obat-obat kanji dengan melarutkannya dengan enzim.

Ada 3 parameter yang mempengaruhi besarnya SPU, antara lain:
  • Tekanan Squeezing Roll. Yaitu semakin besar tekanan semakin baik penetrasinya, tetapi akan semakin sedikit size pick up nya (berkurangnya presentase SPU), demikian sebaliknya.
  • Kecepatan. Semakin tinggi kecepatan maka semakin tinggi pula% SPU karena efek pemerasan menjadi sangat berkurang.
  • Viskositas. Merupakan kekentalan atau kerapatan larutan kanji, larutan yang viskositasnya tinggi berarti tingkat kekentalan atau kerapatannya tinggi. Viskositas larutan dipengaruhi oleh besarnya kosentrasi zat-zat padat yang digunakan. Viskositas larutan yang terlalu tinggi (keadaan larutan sangat kental), memungkinkan larutan kanji sulit untuk diserap oleh benang. Efek kanji hanya berada diluar permukaan benang, penetrasi kedalam benang sedikit. Viskositas larutan yang terlalu rendah (keadaan larutan encer) memungkinkan larutan kanji mudah diserap oleh benang.
Terdapat 2 pengecekan pada proses penganjian, antara lain:

1. Pengecekan Bahan Baku 

Selain pengecekan identitas beam warping, seperti kesesuaian no beam warping, no mesin, sort nomor benang, set/TE juga pengecekan size material yang meliputi moisture content dan solid content dengan menggunakan moisture balance, selain itu penganjian laboratorium juga dilakukan untuk mengecek size material, antara lain:
  • Solid Content
  • Konsentrasi
  • Viskositas
2. Pengecekan Proses

a. Kekentalan / viskositas. Merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui kekentalan larutan kanji adalah Viskocup.
Cara menggunakannya yaitu:
  1. Siapkan peralatan viskocup dan pengukur waktu henti (stopwatch)
  2. bersihkan viskocup dari sisa larutan kanji, sebelumnya pastikan lubang tempat meluncur larutan tidak tersumbat
  3. ambil larutan sampai memenuhi tabung viskocup
  4. angkat viskocup yang telah berisi larutan kanji ke atas permukaan larutan kanji 
  5. aktifkan alat pengukur waktu bersama saat pengangkatan viskocup dari permukaan larutan kanji
  6. non aktifkan alat pengukur waktu bila larutan kanji telah habis meninggalkan tabung viskocup
  7. waktu yang dibutuhkan untuk meninggalkan viskocup adalah besarnya viskocup larutan kanji yang di cek.
b. Kosentrasi. Adalah jumlah larutan yang terkandung setiap 100 kg/liter air pengecekan kosentrasi dilakukan untuk mengetahui kandungan zat padat yang terdapat pada larutan kanji. Alat yang digunakan adalah Refractometer.
Cara penggunaannya adalah: 
  1. Siapkan refactometer
  2. bersihkan tempat peletakannya sample larutan kanji, sehingga tidak terdapat sisa sample larutan kanji sebelumnya.
  3. ambil sample larutan kanji dan letakkan pada tempat pengukuran
  4. lihat angka yang ditunjukkan oleh bagian skala yang berwarna putih dengan cara meneropong alat tersebut
  5. angka yang ditunjukkan oleh bagian berwarna putih adalah besarnya kosentrasi.
Sebelum menyusun resep kanji, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Memilih bahan-bahan yang baik sesuai dengan sifat-sifat yang harus dimiliki, seperti yang sudah dijelaskan.
  • berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis, kadang-kadang dipakai campuran obat-obat seperti tapioka dicampur dengan PVA
  • menggunakan cara pemasakan sesuai dengan sifat bahan kanji
  • pelajari sifat dari bahan yang dipergunakan dari katalog masing-masing untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan pada proses
  • perkiraan pick up % of size yang diharapkan akan tergantung dari nomor benang, mutu benang, tetal lusi, tetal pakan, anyaman, lebar kain, kecepatan mesin dan sebagainya. Kanji yang terambil oleh benang tidak boleh kurang, karena kalau demikian benang cenderung akan putus.

Demikian syarat proses penganjian (Sizing Process) dan bahan kanji. Sekian dan Terima kasih.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.